Wednesday, 2 November 2016

Dasar teori dan Prosedur Analisa Menentukan kadar asam askorbat metode iodimetri

Analisa Menentukan kadar asam askorbat metode iodimetri
 Hasil gambar untuk laporan titrasi iodimetri 
A.   Teori Umum
Iodimetri merupakan metode titrasi atau volumetri yang pada penentuan atau penetapan berdasar pada jumlah I2 (Iodium) yang bereaksi dengan sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel atau terbentuk dari hasil reaksi antara sampel dengan ion iodide (I).
Metode ini tergolong titrasi langsung, berbeda dengan metode iodometri yang sama-sama menggunakan I2 sebagai dasar penetapannya.
Iodimentri termasuk titrasi redoks dengan I2 sebagai titran sepetri dalam reaksi redoks umumnya yang harus selalu ada oksidator dam reduktor, sebab bila suatu unsur bertambah bilangan oksidasinya (melepaskan electron), maka harus ada suatu unsure yang bilangan oksidasinya berkurang atau turun (Menangkap electron), jadi tidak mungkin hanya ada oksidator atau reduktor saja. Dalam metode analisis ini analit dioksidasikan oleh I2, sehingga I2 tereduksi menjadi ion iodide, dengan kata lain I2 bertindak sebagai oksidator dengan reaksi :
                                                     I2 + 2e-              2l-
Indikator yang digunakan untuk mengetahui titik akhir titrasi biasanya adalah kanji atau amilum 0,5-1%, karbon tetraklorida atau kloroform dapat mengetahui titik akhir titrasi akan tetapi lebih umum digunakan suatu larutan (disperse koloidal) kanji. Warna yang terjadi adalah biru tua hasil reaksi I2 – Amilum. Titrasi iodimetri dilakukan dalam keadaan netral atau dalam kisaran asam lemah dan basa lemah. pH tinggi (basa kuat) maka iodine dapat mengalami reaksi disproporsionasi menjadi hipoidat.
   I2 + 2OH   -                   IO3- + I- + H2O     (Hamdani, 2012)
Dalam proses analitik, iodium digunakan sebagai pereaksi oksidasi (iodimetri). Relatiff beberapa zat merupakan pereaksi reduksi yang cukup kuat untuk dititrasi secara langsung dengan iodium, maka jumlah penentuan penentuan iodimetrik adalah sedikit, akan tetapi banyak pereaksi oksidasi yang cukup kuat untuk bereaksi sempurna dengan ion iodida, dan ada banyak penggunaan proses iodimetrik. Suatu kelebihan ion iodida ditambahkan kepada pereaksi oksidasi yang ditentukan, dengan pembahasan iodium yang kemudian dititrasi dengan larutan natrium tiosulfat.
Metode titrasi iodometri langsung (kadang-kadang dinamakan iodimetri) mengacu kepada titrasi dengan suatu larutan ion standar. Metode titrasi tak langsung (kadang-kadang dinamakan iodometri) adalah berkenaan dengan titrasi dari iod yang dibebaskan dalam reaksi kimia. (Ahmadi muslim, 2010)
Iodium merupakan oksidator yang relatif kuat dengan nilai potensial oksidasi sebesar +0,535√. Pada saat reaksi oksidasi, iodium akan direduksi menjadi iodida sesuai dengan reaksi.
                                            I2 + 2e                             2 l-
Iodium akan mengoksidasi senyawa-senyawa yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dibanding iodium. Vitamin C mempunyai reduksi yang lebih kecil daripada iodium sehingga dapat dilakukan titrasi langsung dengan iodium.
Larutan baku iodium yang telah dibakukan dapat digunakan untuk membakukan larutan natrium tiosulfat. Deteksi titik akhir pada iodimetri ini dilakukan dengan menggunakan indikator  amilum yang akan memberikan warna biru pada saat tercapainya titik akhir.
Pada farmakope indonesia, titrasi iodimetri digunakan untuk menetapkan kadar asam askorbat, natrium tiosulfat, metampiron (antalgin), serta natrium tiosulfat dan sediaan injeksi. (Ibnu Gholib, 2007)
Larutan I2  digunakan untuk mengoksidasi reduktor  secara kuantitatif pada titik ekuivalennya. Namun, cara pertama ini jarang diterapkan karena I2 merupakan oksidator lemah, dan adanya oksidator kuat akan memberikan reaksi samping dengan reduktor. Adanya reaksi samping ini mengakibatkan penyimangan hasil penetapan. (Mulyono, 2011)
BAB III
METODE  KERJA
A.   Alat dan bahan
1.    Alat  yang digunakan:
a.    Buret 50ml
b.    Corong
c.    Erlenmeyer 250 ml
d.    Gelas ukur 50 ml dan 10 ml
e.    Gelas kimia 500 ml  dan 100 ml
f.     Labu ukur 100 ml
g.    Pipet tetes
h.    Sendok tanduk
i.      Timbangan analitik
j.      Aluminium foil
2.    Bahan yang digunakan:
a.      Aquadest
b.      Asam sulfat 10% 5 ml
c.      Indikator kanji 1%
d.      Larutan baku I2  0,1 N
e.      Vitamin C 0,2 g
B.   Prosedur kerja percobaan
1.    Penetaapan kadar vitamin C
a.      Disiapkan alat dan bahan
b.      Ditimbang 400 mg asam askorbat dan dilarutkan dalam 100 ml aquadest bebas  CO2  dan 5 ml H2SO4  dalam erlenmeyer
c.      Ditambahkan indikator kanji 2-3 tetes kedalam erlenmeyer
d.      Dititrasi dengan I2  yang telah dibakukan sampai terjadi perubahan warna biru ke bening (hilang)
e.      Diulangi percobaan sebanyak 2 kali
2.    Pembuatan larutan baku I2  0,01 N
                a.      Disiapkan alat dan bahan
                b.      Ditimbang dengan teliti 7 g I2 murni dengan botol timbang, dimasukkan kedalam gelas piala
                c.      Ditimbang sampai 18 g KI dan larutkan dalam 50 ml air. Ditambahkan dalam gelas piala yang berisi 7 g. I2 diaduk dengan baik hingga homogen.
                d.      Dipindahkan kedalam labu ukur, diencerkan dengan air suling sehingga volumenya menjadi 500 ml (sampai tanda batas) sambil dikocok dengan baik hingga homogen.
                e.      Disimpan didalam botol yang tertutup berwarna coklat dalam tempat yang gelas dan diberi etiket.
3.    Cara kerja pembuatan kanji 5%
                a.      Disiapkan alat dan bahan
                b.      Ditimbang 5 g kanji (amylum)
                c.      Dipanaskan aquadest 100 ml kemudian dimasukkan kanji kedalam gelas kimia 100 ml sambil diaduk hingga homogen
                d.      Dimasukkan kedalam botol coklat dan diberi etiket
4.    Cara kerja pembuatan H2S04 10%
a.      Disiapkan alat dan bahan
b.      Diukur 10,2 ml H2SO4
c.       Dilarutkan dengan aquadest secukupnya dalam labu takar 100 ml dan dihomogenkan
d.      Dicukupkan volumenya hingga 100 ml dan dihomogenkan
e.      Dimasukkan kedalam botol pereaksi dan di beri etiket
 





lihat juga: berita olahraga di dunia        http://avaschampion.blogspot.co.id/
                   aneh-anehnya dunia        
http://avasdunia.blogspot.co.id/
                   koleksi film terbaik         
http://avasfilm.blogspot.co.id/
                   analisis penjelasan kimia 
http://avaskimia.blogspot.co.id/
                   koleksi budaya dunia      
http://avasbudaya.blogspot.co.id/

No comments:

Post a Comment