Analisa Menentukan kadar kalsium Dengan Metode Kompleksometri
Dasar
teori
Kompleksometri
merupakan jenis titrasi dimana titran dan titrat saling mengkompleks, sehingga
dapat membentuk hasil berupa kompleks. Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau
yang menyangkut kompleks banyak sekali dan penerapannya juga banyak tidak hanya
dalam titrasi. Karena itu perlu penggantian yang cukup luas tentang kompleks.
Sekalipun disini pertama-tama akan ditetapkan pada titrasi.
Salah
satu tipe reaksi kimia yang berlaku sebagai dasar penentuan titrimetrik
melibatkan pembentukan (formosi) kompleks atau ion kompleks yang larut namun
sedikit terdisosiasi. Kompleks yang bermaksud disini adalah kompleks yang
dibentuk melalui reaksi ion logam, sebuah katian, dengan sebuah anion atau
molekul netral.
Suatu EDTA dapat
membentuk senyawa kompleks yang mantap dengan sejumlah besar ion logam,
sehingga EDTA merupakan ligan yang tidak selektif. Dalam larutan yang sedikit
asam, dapat terjadi protonasi parsial EDTA tanpa pematahan sempurna kompleks
logam yang menghasilkan secara spesies seperi CuHY-. Ternyata bila
beberapa ion logam yang ada dalam larutan tersebut maka titrasi dengan EDTA
akan menunjukkan jumlah semua ion logam yang ada dalam larutan tersebut.
Titrasi
kompleksometri yang berdasarkan pembentukan persenyawaan kompleks(ion kompleks
atau garam yang sukar mengion). Kompleksometri merupakan jenis titrasi dimana
titran dan titrat saling mengkompleks membentuk hasil berupa kompleks.
Reaksi-reaksi pembentukan kompleks atau yang menyangkut kompleks banyak sekali
dan penerapannya juga banyak, tidak hanya dalam titrasi. Karena itu perlu
pengertian yang cukup luas tentang kompleks, sekalipun disini pertama-tama akan
diterapkan pada titrasi.
Persyaratan
mendasar terbentuknya kompleks adalah tingkat kelarutan tinggi, selain titrasi
kompleksometri yang dikenal sebagai kelartometri seperti yang menyambut
penggunaan EDTA. Gugus yang terikat pada ion pusat, disebut ligan (polidentat).
Selektivitas kompleks dapat diatur dengan pengendalian pH= 10 EDTA. Sebagian
besar titrasi kompleksometri mempergunakaan indikator yang juga bertindak
sebagai pengompleksnya sendiri. Indikator demikian disebut indikator metalokromat.
(Khopar, 2002)
Kelebihan
titrasi kompleksometri adalah EDTA stabil, mudah larut dan menunjukkan
komposisi kimiawi yang tertantu. Selektivitas kompleks dapat diatur dengan
penegendalian pH misal pada magnesium, krom, kalsium dapat di titrasi pada
pH=11. Etilen diamin asetat (EDTA) sebagai garam natrium sendii merupakan
standar primer sehingga tidak perlu standarisasi lebih lanjut. Kompleks yang
mudah larut dalam air ditemukan.
Kestabilan
kompleks-kompleks logam EDTA dapat diubah dengan mengubah pH dan adanya zat-zat
pengompleks lain. Maka tetapan kestabilan kompleks EDTA akan berbeda dari nilai
yang dicatat pada suatu pH tertentu. Larutan air EDTA akan memiliki nilai yang
berbeda dari nilaiyang telah dicatat. Kondisi baru ini dinamakan tetapan
kestabilan nampak atau tetapan kestabilan menurut kondisi.
(Sodiq,
2005)
Analisa kadar
kalsium dapat dilakukan dengan metode kompleksomtri. Titrasi kompleksometri
adalah titrasi berdasarkan pembentukan senyawa kompleks antara kation dengan
zat pembentukan ompleks yang banyak digunakan dalam titrasi kompleksometri
adalah garam dinatrium etilen diamin tetraasetat ( dinatrium EDTA)
(Hidayanti,2010).
Titrasi ini
digunakan dalam estimasi garam logam. Etilen diamin asam tetra asetat (EDTA)
adalah titran yang biasa digunakan membentuk stabel 1:1 komplek dengan semua
logam efektif. Logam alkali seperti natrium dan kalium. Logam alkali tanah
seperi kalsium dan magnesium bentuk kompleks yang stabil pada nilai pH rendah
dan dititrasi dalam ammonium klorida penyangga di pH= 10 ( Watson,2000).
Titrasi
komleksometri berguna untuk menentukan sejumlah besar logam. Selektivitas dapat
dicapai dengan penggunaan yang tepat dari agen (penambah agar pengompleks
lainnya adalah asam lemah dan basa lemah yang kestimbangan, dan pengaruh pH
pada kstimbangan ini. Kami menjelaskan titrasi ion logam dengan zat pengompleks
sangat berguna yaitu EDTA, faktor-faktor yang mempengaruhi mereka, dan
indikator untuk titrasi. Titrasi EDTA pada kalsium ditambah magnesium umumnya
digunakan untuk memerlukan kesadahan air.
Hampir semua
lohgam lainnya dapat secara akurat ditentukan oleh titrasi kompleksometri.
Kompleksometri memainkan
peran penting dalam banyak kimia dan biokimia. Banyak kation akan membentuk
kompleks dalam larutan dengan berbagai zat yang memiliki pasangan elektron baik
terbagi ( misalnya pada N,O,S atom dalam molekul ) mampu memuaskan bilang
koordinasi pada logam. Ion logam adalah asam lewis (elektron pasangan
akseptor), komplexer adalah basa lewis (donor pasangan elektron). Jumlah
molekul zat pengompleks disebut ligan, akan tergantung pada jumlah koordinasi
logam dan pada jumlah kelompok pengompleks pada molekul ligan. Asam yang paling
banyak digunakan dalam titrasi adala EDTA.
(Christian, 2009)
Titrasi
kompleksometri adalah penetapan kadar zat yang berdasarkan atas pembentukan
senyawa kompleks yang larut, yang berawal dari reaksi antara ion logam/kation
(komponen zat uji) dengan zat pembentuk kompleks sebagai ligan (fentiker).
EBT merupakan asam lemah
tidak stabil dalam air karena senyawa organik ini merupakan gugus sulfonat yang
mudah terdisosiasi sempurna dalam air dan mempunyai 2 gugus fenol yang
terdisosiasil lambat dalam air (Khopar,2002).
C.
Alat dan Bahan
1. Alat
a. Buret 50 mL
b. Corong
c. Gelas kimia 50 mL
d. Pipet tetes
e. Pipet gondok 10 mL
f. Pipet volume 1 mL ; 5 mL
h.
Propipet
i. Statif dan Klem
2.
Bahan
a.
Cuplikan ( Larutan kalsium laktat )
b.
Indikator EBT
c.
Larutan buffer salmiak pH 10
d.
Larutan EDTA 0,05 M
e.
Larutan MgSO4 0,05 M
f.
Larutan NH3 pekat
g.
Kertas lakmus
D.
Bagan kerja
1. Pembakuan larutan EDTA dengan larutan baku MgSO4 0,01 M
a. Dipipet 10 ml larutan baku MgSO4 0,01 M kedalam labu ukur 250 ml,
ditambahkan 2 ml buffer PH 10, dan
sedikit indikator EBT
b. Dititrasi dengan larutan EDTA
hingga terjadi perubahan warna dari merah
anggur menjadi
biru
2. Penentuan kadar kalsium dalam cuplikan
a.
Dipipet 10 ml larutan cuplikan dimasukan kedalam labu ukur 250 ml,
ditambahkan 2 ml buffer PH 10, dan sedikit
indikator EBT
b. Dititrasi dengan larutan EDTA hingga terjadi perubahan
warna dari
merah
anggur menjadi biru
No comments:
Post a Comment